Mempelajari siroh bukanlah semata-mata bacaan ringan atau sebuah hiburan, tetapi mempelajari siroh adalah mengkaji agama.
Karena ia menjadi penunjang memahami sumber pokok dari syariat ini. Dengan mempelajari siroh Nabi Shallallahu’alaihi wasallam dan memahaminya dengan baik kita dapat mempraktikkan Ubudiyah kepada Allah dengan cara benar.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
بِا لْبَيِّنٰتِ وَا لزُّبُرِ ۗ وَاَ نْزَلْنَاۤ اِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّا سِ مَا نُزِّلَ اِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
“(mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan Ad-Zikr (Al-Qur’an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan.”
(QS. An-Nahl 16: Ayat 44)
Tanpa siroh dan tanpa sunnah, kita tidak akan mampu memahami Al Qur’an.
“Hidup Mulia bersama Al-Qur’an”
- IT Yayasan Zam-zam Wan Nakhla
Persiapan Menuju Usia 40 Tahun Usia 40 tahun dalam Islam dianggap sebagai fase penting yang menandai puncak kedewasaan dan kematangan seseorang. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an: “Hingga apabila dia telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa: ‘Ya