[Resensi] Meraih Tambahan Nikmat dengan Bersyukur
Karya Resensi Oleh : Sri Suwarni Y
(Juara 3 Lomba Resensi Buku Bulan Bahasa dan Sastra 2021)
Identitas Buku
▪ Judul Buku : Meraih Tambahan Nikmat dengan Bersyukur
▪ Penulis Buku : Drs. Nuryanto, M.Si
▪ Penerbit Buku : Quntum Media
▪ Cetakan : Pertama
▪ Tebal Buku : 150 halaman
▪ Tahun Terbit : 2013
▪ ISBN : 978-602-9241-28-0
Sejatinya siapa yang membutuhkan syukur? Kita sebagai seorang hamba atau Allah sebagai Sang Pencipta.
Drs. Nuryanto di dalam bukunya mengajak kita untuk memahami dan merenungi makna syukur guna menjawab pertanyaan di atas. Menafakuri tentang penciptaan langit, bumi dan manusia. Menadaburi tanda-tanda kebesaran Allah baik yang berupa ayat kauniyah ataupun qauliyah akan menumbuhkan rasa syukur di dalam hati manusia.
Buku ini dibuka dengan tafsir Surat Ibrahim ayat 7 yang menjelaskan tentang keutamaan mensyukuri nikmat Allah. Bagi siapa saja yang bersyukur dengan nikmat-nikmat yang telah dirasakan maka akan ditambahkan kenikmatan-kenikmatan yang lainnya. Tetapi bagi siapa saja yang kufur (ingkar) dengan nikmat-nikmat Allah maka akan didatangkan suatu ancaman siksaan di akhirat kelak. Allah tidak membutuhkan rasa syukur seorang hamba, sejatinya seorang hambalah yang membutuhkannya.
Bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dan pemberian yang tiada terputus memiliki keutamaan dan kedudukan yang tinggi. Allah sendiri yang memerintahkan untuk bersyukur di dalam kitab-Nya dan melarang perilaku kufur. Allah juga menjadikan syukur sebagai tujuan penciptaan makhluk dan puncak dari perintah-Nya. Dia telah menjanjikan pahala yang besar bagi pelakunya dan menjadikannya sebagai sebab bertambahnya nikmat dan karunia-Nya, serta menjadikannya penjaga atau pelanggeng nikmat tersebut.
Syukur adalah jalan hidup yang ditempuh para utusan Allah dan nabi-Nya. Allah telah memuji rasul pertama yang diutus ke bumi di dalam Surat Al-Isra’ ayat 3 karena menyandang sifat syukur. Pengkhususan Nabi Nuh di sini dengan disebutkan namanya tetapi konteksnya ditujukan kepada para hamba sebagai keturunannya. Hal ini sebagai isyarat untuk mengikutinya menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur. Dia bapak manusia ke dua, karena Allah tidak menciptakan manusia setelah terjadinya banjir besar pada zaman Nabi Nuh, kecuali dari keturunannya.
Allah juga memuji nabi kesayangan-Nya, Ibrahim dengan syukur kepada nikmat-Nya di dalam Surat An-Nahl ayat 120-121. Allah mengabarkan bahwa Nabi Ibrahim sebagai Ummah, yakni teladan yang diikuti dalam kebaikan. Dia juga sebagai orang yang selalu taat kepada Allah, senantiasa menuju kepada Allah dan berpaling dari selain-Nya. Pujian tersebut ditutup dengan sifat syukur kepada nikmat-nikmat-Nya. Maka Allah menjadikan syukur sebagai puncak pujian kepada kesayangan-Nya ini.
Keterangan tentang syukurnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sangat banyak, laksana lautan luas tak bertepi. Beliau manusia yang paling kenal dengan Allah, paling takut dan paling bersyukur kepada nikmat-nikmat-Nya serta paling tinggi kedudukannya di sisi Allah. Terdapat dalam Shahih al Bukhari, dari Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri shalat malam hingga kedua kaki beliau bengkak.” Lalu aisyah berkata kepada beliau, “Kenapa engkau lakukan ini, ya Rasullullah, bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?” Lalu beliau menjawab: “Tidak bolehkah aku senang menjadi hamba yang bersyukur.” (HR. Bukhari)
Seorang manusia terbaik yang sudah dijamin masuk surga saja masih bersyukur terhadap nikmat-nikmat-Nya. Lalu bagaimana dengan kita yang belum dijamin masuk surga? Sudahkah kita bersyukur hari ini?
Kelebihan Buku
Buku ini disajikan dengan bahasa yang ringan sehingga mudah dimengerti. Ilmu yang terdapat di dalam buku ini padat sekali dan tidak bertele-tele. Setiap halaman buku dilengkapi dengan ayat-ayat Al-Qur’an ataupun potongan hadits sebagai penguat materi yang sedang dibahas.
Di bagian akhir buku dilengkapi dengan kisah-kisah tentang syukur yang semakin mengugah hati pembacanya untuk selalu bersyukur.
Sampul dari buku ini pun sangat menarik, dengan gambar orang menengadahkan tangannya ke atas seakan-akan sedang bersyukur kepada Allah. Nuansa warna hijau muda pada sampulnya menambah kesan segar dan menarik mata bagi siapa saja yang melihatnya.
Kekurangan Buku
Di balik segala kelebihan buku ini, sayangnya masih ada beberapa kesalahan tulis yang cukup mengganggu saat membacanya. Kesalahan tulis ini banyak ditemukan pada bab-bab awal. Pemilihan kata baku dalam buku ini juga harus diperhatikan, karena beberapa kali penulis menuliskan kata-kata yang tidak baku.