[Resensi] Sentuhan Parenting

1.83K viewsResensi
2

Inspirasi untuk Memulai, Mengembalikan Kebesaran Keluarga Muslim

Karya Resensi Oleh : Budi Sulistyarini

(Juara 1 Lomba Menulis Resensi Bulan Bahasa dan Sastra 2021)

Judul buku : Sentuhan Parenting
Penulis : Budi Ashari, Lc
Penerbit : Pustaka Nabawiyyah – Depok
Terbit : November, 2019
Tebal : 241 halaman

Sejatinya buku ini merupakan kumpulan artikel penulis -Ustadz Budi Ashari, Lc (UBA)- di web parentingnabawiyyah.com. Dalam mukaddimah, UBA menjelaskan bahwa serakan tulisan-tulisan tersebut disatukan dalam buku ini agar mudah digenggam oleh tangan rumah-rumah yang menghendaki perubahan dan perbaikan (h. 13-14).

UBA sendiri merupakan Pembina Yayasan Al Fatih Pilar Peradaban yang memiliki impian besar untuk menghadirkan kurikulum pendidikan yang dapat mengembalikan peradaban Islam, hingga tahun 2012 merupakan tahun pertama aplikasi dengan konsentrasi pendidikan dan parenting dalam sebuah institusi pendidikan bernama Kuttab, dan menyusul kemudian Madrasah Al Fatih, jenjang lanjutan setelah Kuttab (h. 239-240).
Tema-tema yang di angkat dalam buku ini adalah seputar pendidikan dan parenting. Berbeda dari tema pendidikan dan parenting pada umumnya yang mengambil kiblat pada konsep-konsep Barat ataupun selain yang bersumber dari Islam. Namun, buku ini menyuguhkan konsep yang bersumber dari wahyu, sunnah Nabi, dan ulama.
Artikel-artikel dengan satu tema dikumpulkan dalam bagian-bagian tersendiri. Terdapat tujuh tema besar yang dirangkai dalam buku ini. Setiap bagian tidak dituliskan bagian ke berapa, karena tidak menunjukkan urutan. Namun, -setidaknya- untuk memudahkan dalam memahami setiap artikel pada masing-masing kelompok tema besar.

Diawali dengan Begin with the End. Pada bagian ini ada tiga judul artikel yang diketengahkan, 1). Dari Keluarga Imran untuk Keluarga Kita, 2). Generasi Zabad Peradaban Dzan, 3). Begin from the End.
Salah satu perkataan Utsman yang dituliskan UBA dalam “Begin from the End” mengajarkan agar kita menentukan aktivitas berdasarkan tanggungjawab setelah kematian. Dalam proses pendidikan pun harus memperjelas warna masa depan di dunia, kubur, dan akhirat. Kemudian menurunkannya dalam kegiatan, program, dan aktivitas (h. 40).

Tema besar kedua seputar kedudukan anak dan contoh kisah anak yang gemilang di usia belia. Bagian ini diberi tajuk “Setiap Anak Kita Harus Terlahir Kembar”. Terdapat enam judul artikel, 1). 5 Posisi Anak bagi Orang Tua dalam Qur’an, 2). Setiap Anak Kita Harus Lahir Kembar, 3). Generasi Kurma 1, 4). Generasi Kurma 2, 5). Pemuda Pembawa Risalah ke Kaisar Romawi, 6). Anak 11 Tahun di Majlis Resmi Kekhalifahan.
Di dalam Al-Qur’an posisi anak bagi orang tua setidaknya disebutkan lima, anak sebagai hiasan hidup, cobaan hidup, anak yang lemah, sebagai musuh, dan anak yang baik serta menyejukkan pandangan mata (h. 43). Dengan mengetahui posisi ini, maka orang tua dapat mengambil langkah-langkah bijak dan benar dalam mendidik anak.

Seringkali kita dapati perumpamaan-perumpamaan dalam menjelaskan suatu perkara agar mudah dipahami. Dalam buku ini pun penjelasan mendidik generasi disampaikan melalui sebuah perumpamaan menarik. Muslim dan mukmin diumpamakan dengan pohon kurma. Pohon kurma yang setiap bagiannya memiliki karakter yang khas dan nilai manfaat. Dari perumpaman ini, kita dapat belajar bagaimana seharusnya kita dan generasi kita hidup (h. 58).

Lewat artikel “Setiap Anak Harus Terlahir ‘Kembar’”, kita akan memahami perkara mendasar dalam melahirkan generasi gemilang yaitu dengan keyakinan bahwa setiap anak memiliki potensi kebaikan. Maka, ungkapan “setiap anak harus terlahir kembar dengan cahaya” memberikan pengertian kepada kita bahwa orang tua harus tahu kedudukan anak dan memperlakukannya sebagaimana potensinya, sehingga mereka dapat mencapai kegemilangannya di usia belia. Seperti Dihya, pemuda yang tampan, mapan, cerdas, pemberani, shalih dan pengemban risalah kebesaran (h. 66) serta kisah anak 11 tahun yang hadir di majelis resmi kekhilafahan Umar bin Abdul Aziz (h. 71).

Bergeser ke bagian ketiga, “Ayah, Ayat Allah di Bumi” berisikan tema besar yang berbicara tentang peran penting ayah dalam pendidikan anak. Bagian ini, terdiri dari tujuh judul artikel, 1). Fa dalam Ayat Qowamah, 2). Asuransi Terbaik, 3). Ayah, Ayat Allah di Muka Bumi, 4). Ayah Ternyata Anda Penyebab Utamanya, 5). Solusi (untuk Ayah Kadang-kadang), 6). Ayah Bisu, 7). Ayah, Ayo Tuliskan Pesan.
Kita akan dapati di bagian ini, dialog terbanyak yang muncul di dalam Al-Qur’an adalah dialog ayah dengan anak. Hal ini menunjukkan betapa Al-Qur’an menekankan pentingnya keterlibatan ayah secara langsung dalam pendidikan anak. Bahkan tak hanya ungkapan lisan ayah kepada anak, namun UBA dalam artikelnya “Ayah, Ayo Tuliskan Pesan” mempertontonkan kepada kita para ayah luar biasa yang menuliskan nasihat kepada anaknya, yang kemudian menjadi karya-karya besar dalam Islam dan bermanfaat bagi umat (h. 109).

Bagian berikutnya, “Ibu, Pulanglah” membahas tema besar peran wanita sebagai istri dan ibu. Artikel dalam bagian ini ada tujuh judul, 1). Istri Setenang Malam, 2). Belajar dari Wanita Quraisy, 3). Sumur, Dapur, Kasur, 4). Hamil, Melahirkan, Menyusui, 5). Ibu, Pulanglah, 6). Ibu, Mari Kita Buktikan bahwa Umar Bisa Salah! 7). Kalianlah yang Mendzalimi Wanita.

Sebagaimana yang kita tahu, wanita dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi dan terhormat. Dalam bagian ini, kita disuguhkan berbagai persoalan dasar wanita dalam perannya sebagai istri dan ibu di masa kini. Peran wanita dalam Islam, harus dikembalikan ke tempatnya semula agar benar pada fungsi dan kedudukannya. Wanita dalam Islam diatur sedemikian rupa demi kehormatan dan kemuliannya, bukan berarti sebuah kekangan. Hal yang perlu dipahami bahwa segala sesuatu harus ditempatkan pada hukum asalnya.

“Generasi Izzah, Bukan Imma’ah”, bagian ini memberikan gambaran situasi tatkala Islam berada pada kejayaannya. Bagaimana kisah generasi muslim yang memiliki kemuliaan Islam bersikap dan bertindak di hadapan musuh-musuhnya. Empat judul artikel yang menceritakan kedahsyatan izzah umat Islam pada masanya, 1). Generasi Izzah, Buakan Imma’ah, 2). Untuk Anjing Romawi, 3). Bendera Teringgal, 4) karena Haram Mereka Tak Mau Datang!

Beginilah izzah umat Islam di masa kejayaan. Bahkan selembar kain kecil, sebuah bendera yang tertinggal saja mampu menggetarkan hati-hati orang kafir. Tak perlu hadir untuk mendatangi mereka, hanya berita tentang umat Islam, hanya karya umat muslim, hanya sebuah benda saja tapi cukup untuk mengirimkan wibawa kaum muslimin kepada mereka (h. 176).

Selanjutnya, pada bagian keenam “Agar Nasihat untuk Anak Bekerja Dahsyat” berisikan artikel yang mengulas penjelasan dan tips memberikan nasihat kepada anak. Dalam bagian ini memuat enam judul artikel, 1) Dialog sedahsyat Sholat, 2). Antara Dua Nasihat Rasulullah 1, 3). Antara Dua Nasihat Rasulullah 2, 4). Antara Dua Nasihat Rasulullah 3, 5). Agar Nasihat untuk Anak Bekerja Dahsyat 1, 6). Agar Nasihat untuk Anak Bekerja Dahsyat 2.
Pada bagian ini, kita akan belajar bagaimana nasihat baik itu dapat diterima dengan baik di hati anak-anak kita. Beberapa contoh ketika Nabi Muhammad memberikan nasihat kepada sahabat yang berbeda. Nasihat diberikan dengan isi, penekanan, dan metode yang berbeda sesuai dengan keadaan penerima nasihat. Beda usia, beda cara. Beda keilmuan, beda penekanan.

Terakhir, “Terkadang, Keras itu Bukti Sayang”, berisikan beberapa artikel yang memaparkan ketegasan, sikap keras, larangan, peringatan, bahkan hukuman adalah bagian dari bentuk pendidikan anak. Tiga judul artikel yang dimuat dalam bagian akhir ini, 1) Sekarang, Mungkin Kamu Kecewa, Tapi Nanti, 2) Agar Tak Sempat Maksiat, 3). Terkadang, Keras Itu Bukti Sayang.Buku ini hanyalah sentuhan. Permulaan untuk sebuah panduan berkeluarga, sebagai bagian dari memperjuangkan kembalinya kegemilangan Islam sebagaimana generasi terbaik dulu. Jika Anda menginginkan uraian penjelasan yang kompleks dan mendalam, Anda tidak akan mendapatkannya di buku ini.

Beberapa tulisan dengan kesalahan cetak dan ketidakseuaian dalam penulisan sedikit mengganggu dan membingungkan, namun terlepas dari semua itu tidak mengurangi keistimewaan isi dari buku ini.
Di antara buku bertemakan pendidikan dan parenting yang pernah saya baca, buku ini sangat kaya akan gagasan yang dapat terus digali dan dieksplorasi, kemudian dapat disajikan dalam uraian yang lebih detail serta mendalam. Setiap topik dan gagasan dalam buku ini dapat menjadi rujukan dalam melahirkan tulisan baru maupun pembahasan pada kajian keluarga. Buku ini berhasil mengangkat dan menampilkan sesuatu hal yang –sebenarnya- sudah ada sejak lama, namun –barangkali- banyak umat Islam yang belum mengetahui, termasuk saya.

Setidaknya, buku ini cukup ringan untuk dibaca judul per judul tanpa menuntut untuk menyelesaikannya secara berurutan. Berbagai informasi dalam buku ini dapat memberikan penyegaran serta kesadaran untuk memulai perbaikan di keluarga-keluarga muslim.
Penerbit dalam pengantarnya berharap, hadirnya buku ini dapat menyentuh keluarga muslim, terkhusus di negeri ini -Indonesia- (h. 7).
Selamat membaca dan menemukan inspirasi dahsyat untuk memulai langkah dalam mengembalikan kebesaran keluarga muslim!

IT Yayasan Zam-zam Wan Nakhla Changed status to publish Januari 30, 2022

PENDAFTARAN SANTRI BARU
Kuttab Daarussalaam
SUDAH DIBUKA

PENDAFTARAN SANTRI BARU
Kuttab Daarussalaam
SUDAH DIBUKA

Mari bergabung bersama 100 santri yang sedang belajar dan berkembang di Kuttab Daarussalaam