[Feature] Lisan Penembus Kalbu
LISAN PENEMBUS KALBU
Oleh : Ika Nurvita Ningrum
(Juara 3 Lomba Menulis Feature Bulan Bahasa dan Sastra 2021)
Kajian parenting yang diselenggarakan oleh PKBM KUTTAB DARUSSALAM yang beralamat di Baturetno, Bantul Yogyakarta, minggu ini pada hari Jumat, 8 Oktober 2021 diselenggarakan oleh TKQ Halimah As Sadiyah. TK ini berada di bawah yayasan Zam Zam Wa Nakhla. Yayasan ini bergerak di bidang pendidikan. TK ini bertempat di satu atap dengan PKBM KUTTAB DARUSSALAM. TK ini berkonsentrasi di bidang pendidikan anak usia dini, berharap seperti pengasuhan bunda Halimah As Sadiyah yang merupakan ibu susuan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Dengan berharap dan memohon kemudahan dan bimbingan Allah agar bisa berharap membangun generasi peradaban.
Kajian kali ini disampaikan oleh Ustazah Rasyidah. Beliau adalah ketua yayasan Zam Zam Wa Nakhla. Ustazah Rasyidah Hamid, lahir pada 5 Juni 1973. Bu Ida begitu panggilan akrab beliau. Berawal dari kegundahan hati dan cita-cita yang tinggi, didukung dorongan dari walisantri membuat tekad kuat Bu Ida untuk mendirikan PKBM Kuttab Darussalam.
Tentunya setiap perjalanan pembentukan sebuah sekolah tidaklah mudah. Banyak ujian, air mata dan ribuan sujud memohon pertolongan Nya. Bu Ida tidak pernah mengeluh, beliau hanya menggelar sajadah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah. Saya salah satu walisantri generasi awal pendirian Kuttab. “Keberkahan menjadi guru ngaji”, itulah slogan dan kata-kata yang sering diucapkan Bu Ida.
Dalam parenting kali ini Bu Ida menyampaikan bahwa seorang ibu, rahim peradaban harus mempunyai pribadi dan karakter yang kuat, tidak mudah mengeluh dan mempunyai tujuan yang jelas dan cita-cita tinggi. Untuk mencapai itu semua tentunya harus didukung dengan pengetahuan dan pola asuh yang benar. Berharap keberkahan hidup dari siroh nabawiyah, banyak sekali hikmah dan ilmu yang didapat.
Seorang ibu harus banyak belajar dan bisa berkisah tutur Bu Ida. Dengan berkisah banyak input kosa kata dan pelajaran yang akan diambil oleh sang anak. Menjadi seorang ibu yang istimewa di hati naknya adalah kelebihan yang harus dipunyai oleh seorang ibu.
Kata -kata yang khas dan penuh energi ini sanggup menembus kalbu walisantri yang hadir. Karena tidak hanya teori tetapi sudah beliau praktekan kepada anak-anak beliau. Sehingga mampu memotivasi ke dalam lubuk hati yang terdalam.
Berawal dari Rumah Baca Qur’an atau TPQ (Taman Pendidikan Quran) inilah cita -cita besar ini bermula. Tak lepas dari istikharah setiap jalan dan pilihan beliau selalu lakukan. Beliau hanya berharap jannahNya, tidak berharap dunia dan tidak membisniskan sekolah. Semoga cita-cita beliau ini bisa terwujud.
Ada salah satu cerita beliau saat beliau menyuapi anak pertamanya. Saat itu lewatlah sekumpulan semut. Beliau mencontohkan ,”gedebag gedebug ,awas tentara Nabi Sulaiman lewat”. Kemudian anak Bu Ida kaget dan memperhatikan semut tersebut. Sambil menyuapi Bu Ida terus bercerita kepada anaknya tersebut sampai habis nasi di piring tersebut.
Jika dibandingkan kondisi sekarang , sungguh jauh berbeda. Ibu – ibu tidak mau repot, menyuapi anaknya sambil disuguhi gadget. Entah apa yang dilihat, entah ada ilmu atau ruh apa yang didapat . Hal ini harus menjadi perhatian khusus terutama pada zaman fitnah saat ini. Kita harus berani tampil beda, tentunya beda yang baik. Begitu tutur beliau.
Kajian parenting ini dimulai pukul 10.00 dan berakhir pukul 11.00 WIB. Banyak PR bagi kami orang tua untuk mendidik generasi ini.
Masyaallah..